"Akan datang satu waktu dimana ketimbang hanya melihat orang secara fisik kita juga akan melihat profil Facebook mereka dalam bentuk gelembung di atas kepala mereka" by Futurolog, Ian Pearson
Tidak mengherankan kalau Google tak sabar untuk ikut mengeksploitir gerbong teknologi AR ini.
Bulan Desember ini mereka meluncurkan Google Googles, sebuah aplikasi untuk telepon seluler Android yang memungkinkan orang untuk mencari informasi lebih lengkap tentang satu tempat atau obyek dengan cara memfotonya.
Kacamata AR kemungkinan merupakan perkembangan selanjutnya dari teknologi ini, demikian menurut Pearson. ''Tentu tidak akan besar dan merepotkan seperti prototipe kacamata dunia maya yang ada sekarang ini."
"Di masa depan akan seperti kacamata normal lengkap dengan perlengkapan laser. Saya tidak akan heran kalau kita sudah bisa melihatnya di pasaran dalam waktu setahun atau dua tahun ke depan,'' katanya. Baurnya dunia fisik dan maya sudah sangat jauh di Massachusetts Institute of Technology.
Proyek yang diberi nama Sixthsense, Indera keenam, ditujukan untuk menyatukan informasi komputer ke dunia nyata. Mereka sedang membangun satu platform komputer yang peka membaca perintah isyarat dan kemudian menyediakan informasi digital ke dunia nyata.
Browser juga mulai bergerak untuk membaurkan antara data dengan dunia nyata. Browser baru bernama Aurora diperkenalkan tahun 2008 oleh Mozilla, perusahaan pembuat browser Firefox. Penggunaan browser ini akan mempengaruhi cara penggunanya berinteraksi dengan komputer yang ia pergunakan. Seperti dalam dunia nyata pengguna akan menarik, mengangkat, mendorong, menjatuhkan data ke mesin. Namun ada persoalan pula untuk tekhnologi AR ini.
Sebuah perusahaan Belanda yang menjalankan beberapa aplikasi AR terpopuler menarik aplikasi mereka di iPhone karena terus-terusan ngadat. Banyak juga yang menyebut kecenderungan AR in hanyalah kecenderungan pemasaran saja.
Bulan Desember ini mereka meluncurkan Google Googles, sebuah aplikasi untuk telepon seluler Android yang memungkinkan orang untuk mencari informasi lebih lengkap tentang satu tempat atau obyek dengan cara memfotonya.
Kacamata AR kemungkinan merupakan perkembangan selanjutnya dari teknologi ini, demikian menurut Pearson. ''Tentu tidak akan besar dan merepotkan seperti prototipe kacamata dunia maya yang ada sekarang ini."
"Di masa depan akan seperti kacamata normal lengkap dengan perlengkapan laser. Saya tidak akan heran kalau kita sudah bisa melihatnya di pasaran dalam waktu setahun atau dua tahun ke depan,'' katanya. Baurnya dunia fisik dan maya sudah sangat jauh di Massachusetts Institute of Technology.
Proyek yang diberi nama Sixthsense, Indera keenam, ditujukan untuk menyatukan informasi komputer ke dunia nyata. Mereka sedang membangun satu platform komputer yang peka membaca perintah isyarat dan kemudian menyediakan informasi digital ke dunia nyata.
Browser juga mulai bergerak untuk membaurkan antara data dengan dunia nyata. Browser baru bernama Aurora diperkenalkan tahun 2008 oleh Mozilla, perusahaan pembuat browser Firefox. Penggunaan browser ini akan mempengaruhi cara penggunanya berinteraksi dengan komputer yang ia pergunakan. Seperti dalam dunia nyata pengguna akan menarik, mengangkat, mendorong, menjatuhkan data ke mesin. Namun ada persoalan pula untuk tekhnologi AR ini.
Sebuah perusahaan Belanda yang menjalankan beberapa aplikasi AR terpopuler menarik aplikasi mereka di iPhone karena terus-terusan ngadat. Banyak juga yang menyebut kecenderungan AR in hanyalah kecenderungan pemasaran saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar